TJILIK RIWUT, FATTALA –
Ditengah-tengah kesibukan mendampingi tugas
suami sebagai abdi negara dan pengayom masyarakat. Para istri polisi juga mengisi
aktivitas/latihan menghasilkan sebuah karya seni asal Kalimantan Tengah yang
disebut Tari Mandau Talawang Nyai Balau.
“Tarian Mandau Talawang Nyai Balau dari
Bhayangkara/i Polda Kalteng ini pernah ditampilkan dihadapan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Jakarta. Mendapat
apresiasi positif dari para jenderal yang menyaksikan.”
Tarian ini merefleksikan pahlawan dari suku
Dayak atau sifat kepahlawanan suku Dayak yaitu berani dan tidak akan pernah
menyerah untuk mempertahankan Negara/bangsanya,
dengan menggunakan alat-alat tradisional berupa tameng dan sejenis
pedang yang asli dari Dayak yang bernama Mandau.
Seperti namanya, tari Mandau merupakan tarian
yang menunjukkan keahlian dan keterampilan dalam memainkan atau menggunakan
senjata, yaitu Mandau yang merupakan senjata tradisional Dayak dan Telabang yaitu
perisai tradisional Dayak.
Mandau adalah senjata tradisional suku Dayak
yang dipercaya memiliki kekuatan magic/sihir dan membutuhkan berbagai macam
ritual dalam proses pembuatannya.
Tarian ini ditampilkan saat menyambut para
pahlawan perang sekembalinya dari medan laga. Tarian ini selain ditarikan oleh
penari laki-laki dan penari perempuan, juga ditarikan oleh seorang putri yang
di tanah Kalimantan di kenal dengan nama Putri Nyai Balau. MUY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar