Air yang Kotor Itu, Kini Menjadi Jernih
Baru-baru ini, kegiatan
praktik mahasiswa program Studi Fisika STAIN Palangka Raya berhasil meluncurkan
‘roket’ dengan jarak hingga 80 meter dan ketinggian dari permukaan tanah
mencapai 15 meter.
Kali ini, mereka berhasil melakukan praktikum
integrasi Fisika dan Kimia yang berwawasan lingkungan. Praktik yang dilaksanakan di lapangan Basket Kampus, Rabu
(26/12) itu, dengan memanfaatkan bahan bekas dan
limbah rumah tangga untuk penjernihan air kotor menjadi air bersih.
Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan dalam
praktek dari bahan bekas dan alam sekitarnya seperti menggunakan pasir,
batu-batuan, kerikil, dan arang kayu bekas pembakaran atau bahan lainnya yang
mudah ditemukan di sekitar lingkungan yang fungsinya memiliki prinsip
pengendapan dan mampu menarik partikel-partikel kotoran pada air ke bawah
sehingga dapat mengendap. Diharapkan hasil air yang keluar dapat lebih jernih
kemudian diukur parameter kimia dan fisikanya yang berupa Ph, konduktifitas,
kekeruhan serta bau.
“Pembelajaran yang
diterapkan itu, intinya menekankan kualitas dalam hal prosesnya dengan cara
menemukan dan menyelesaikan permasalahan yang diterapkan pada alat penjernih
dan penyaring air sederhana yang dirancang oleh mahasiswa itu sendiri,” ujar
Suhartono.
Ia menambahkan, tujuan
pembelajaran praktikum itu untuk memotivasi mahasiswa sebagai calon guru Fisika
dalam berkreatifitas merancang alat sederhana dari bahan bekas dan limbah rumah
tangga yang memanfaatkan prinsip fisika dan kimia dalam penerapannya di
lingkungan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, ditempat
terpisah ketua STAIN Palangka Raya Dr. Ibnu Elmi AS Pelu mengatakan pembelajaran
dengan menerapkan praktikum tersebut merupakan salah satu upaya kampus agar
mahasiswa sebagai calon guru mampu menguasai pembelajaran tidak hanya teori
saja, melainkan juga prakteknya.
“Praktik yang dilakukan mahasiswa itu juga sangat bermanfaat.
Mereka mampu memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitarnya untuk dijadikan
sesuatu yang lebih bermanfaat dan dapat dinikmati,” ucap Ibnu.
Ia menambahkan, konsep yang dilakukan sudah selaras dengan konsep Islam
itu sendiri, bahwa Allah memerintahkan hambanya untuk memanfaatkan alam untuk
dipikirkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal itu juga dalam rangka untuk
tetap menjaga ekosistem yang ada di dunia ini. muy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar