YOS SUDARSO, FATTALA – Gubernur Kalteng Agustin
Teras Narang mengatakan bekerja
dalam dunia kewartawanan merupakan pekerjaan mulia, dalam bahasa agama bisa
dikatakan sebagai juru dakwah atau mubaligh. Sebagai wartawan, katanya, secara alamiah memiliki fungsi dan
mendapat kesempatan untuk saling mengingatkan pada level yang lebih luas. “Untuk itulah, saya mengharapkan
sebagai mitra wartawan hendaknya saling mengingatkan dalam kebenaran,”
ujar Teras Narang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wagub H. Achmad
Diran pada Buka Puasa bersama PWI Cabang Kalteng dengan mitra
kerja bertempat di studio LPP TVRI Kalteng jalan Yos Sudarso Palangka Raya, Senin (23/7).
Dalam kesempatan itu, Teras Narang mengucapkan terima kasih kepada seluruh
insan pers, yang mana diakui bersama media massa sebagai jendela pembangunan
sekaligus suara masyarakat telah memberikan kontribusi dalam pembentukan
masyarakat Kalteng yang
mandiri, dinamis, sejahtera dan bermartabat.
Menurut gubernur, PWI turut berperan dalam
mensosialisasikan kebijakan pemerintah daerah pada masyarakat dalam rangka
pembangunan daerah. Selain itu, katanya, lewat media juga dapat menampung aspirasi
masyarakat, dari media massa itu warga juga dapat mengetahui proses dan
dinamika yang terjadi di masyarakat. “Wartawan dan media tidak bisa lagi berargumen hanya memproduksi isi
atau manufacturing content, dengan informasi yang diberikan media, masyarakat
memakainya secara jendela, sebagai cermin, bahkan mengambil nilai-nilai kebenaran,
kesalahan dan justifikasi yang ada terhadap dunia luar, serta untuk pengambilan
keputusan,” tambah Teras Narang.
“Dalam kesempatan bulan suci ini, marilah
tingkatkan iman dan taqwa dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan kita
wujudkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, kerukunan dan solidaritas yang tinggi
dalam menggalang persatuan dan kesatuan umat beragama di Kalimantan Tengah
sehingga terwujud masyarakat yang bermoral dan berakhlaqul karimah yang menjadi
idaman bagi kita semua,” harap gubernur.
Sebelumnya, ketua PWI Cabang Kalteng, H.
Sutransyah mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Propinsi Kalteng yang diwakilkan
oleh Wakil Gubernur Kalteng, Ir. H. Achmad Diran yang bersedia hadir dan sudi menyempatkan diri untuk
memberikan arahan pada acara buka puasa bersama PWI Cabang Kalteng dengan mitra
kerja tersebut. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Kadin Kalteng, H. Tugiyo Wiratmodjo yang ikut mensukseskan kegiatan ini
sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar,” jelas Sutransyah.
Sementara itu, H. Tugiyo Wiratmodjo, ketua
Kadin Kalteng dalam kesempatan itu mengatakan, buka puasa bersama tersebut merupakan
salah satu program yang
rutin tiap tahun dilaksanakan bersama kemitraan dengan insan pers. “Saya
berharap kerjasama ini terus terjalin dengan baik dan mari kita maknai bulan
Ramadhan ini untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT sehingga pada akhirnya
kita dapat memperkaya harta, kaya ilmu dan kaya iman,” jelas Tugiyo.
Kegiatan buka puasa bersama PWI Cabang Kalteng
dengan mitra kerja tersebut diikuti perwakilan PWI se-kalteng, mitra kerja
serta media cetak/elektronik yang ada di Kalimantan Tengah. Hadir juga dalam
acara tersebut ketua Dewan Kehormatan PWI Cabang Kalteng, Syaifudin HM, Wakil ketua DPRD
Kalteng, H. Abdul Razak, Kadis Pendidikan Kalteng, Guntur Talajan, M.Pd, Ketua Kadin kota Palangka Raya
Barthel B. Usin, perwakilan DPRD kota Palangka Raya Subandi, S.Sos dan juga
hadir Kepala Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Kalteng Drs. H. Djawahir Tantowi MM sekaligus
selaku penceramah acara buka
puasa bersama tersebut.
Tidak Hanya Menahan Makan dan Minum
H. Djawahir Tantowi mengingatkan,
puasa tidak hanya menahan diri dari
makan, minum dan berhubungan intim dengan istri di siang hari, melainkan harus
dimaknai lebih dalam lagi yaitu mampu menahan diri dari sifat-sifat setan yang
selalu mengarah kepada keburukan dan dosa, menahan diri dari perkataan yang
sia-sia dan perbuatan atau tingkah laku yang dilarang oleh agama.
“Jadikan puasa di bulan Ramadan
ini sebagai perisai dan benteng yang mampu melawan derasnya arus hawa nafsu
yang cenderung membawa manusia ke jalan kesesatan dan kesengsaraan,” ujar H. Djawahir
Tantowi.
Selain itu, jelas Tantowi, makna
puasa menurut imam Al-Ghajali tingkatan puasa di klasifikasi menjadi tiga,
yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus yang lebih khusus lagi. Puasa umum adalah tingkatan yang
paling rendah yaitu menahan dari makan, minum dan jima'. Puasa khusus, katanya,
disamping menahan yang tiga
hal tadi, juga memelihara seluruh anggota tubuh dari perbuatan maksiat atau
tercela. “Sedangkan puasa khusus yang lebih khusus adalah puasa hati dari
segala kehendak hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya memikirkan
apa-apa yang selain Allah. Puasa level ketiga tadi adalah puasanya para nabi-nabi,
shiddiqin, dan muqarrabin,” terang Tantowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar