Kamis, 23 Agustus 2012

Tarbiyah Hasil Puasa Bulan Ramadhan

Oleh : Drs. H. Mahli
Kepala Bidang Mapendais Kanwil Kementerian Agama Propinsi Kalteng.


Banyak pelajaran berharga (Tarbiyah) yang dapat kita ambil sebagai hasil pelatihan dari ibadah puasa ramadhan antara lain: Pertama, Pengendalian diri. Pengendalian diri dan pengendalian hawa nafsu haruslah selalu kita pertahankan dalam situasi dan kondisi apapun.

Ketidak sanggupan merawat/memelihara pengendalian diri dan hawa nafsu akan melahirkan realita dimana banyak orang yang bisa memulai dengan baik. Tetapi sedikit yang bisa melanjutkan dan mengkhirinya dengan baik pula. Karena godaan/rayuan syaithan, karena syaithan adalah musuh yang nyata untuk mempengaruhi hawa nafsu kita disetiap waktu.

Kedua, Sabar, tawakal dan tahan uji. Sikap lain yang harus tetap kita hidupkan sesudah bulan suci ramadhan adalah sikap sabar, tawakal dan tahan uji, tidak berputus asa sebagaimana saat kita berpuasa biar lapar melilit perut dan haus mencekik tenggorokan, kalau belum tiba waktu berbuka, makan dan minum tidak kita lakukan.

Kita dilatih untuk bersabar sehingga kita tidak larut dalam kenyataan hidup sehari-hari. Dimana banyak orang ingin cepat sukses namun tidak setia pada proses dan hanya berorientasi dan hanya berorientasi pada hasil, akibatnya dia ambil jalan pintas dengan menghalalkan segala cara tidak peduli teman jadi lawan, lawan jadi teman yang penting cita-cita/kehendaknya tercapai.

Yang perlu kita sadari kehidupan ini bagaikan roda berputar, yang hanya menunggu giliran, ada saat datang ada saat pergi, ada yang lahir ada yang mati, hari ini kaya mungkin besok jadi orang miskin, hari ini pegang peran, mungkin besok di bebas tugaskan.

Sebagaimana Allah SWT berfirman pada surat Ali Imran ayat 140 yang artinya, “Dan masa (kejadian dan kehancuran) kami pergilirkan diantara manusia agar mereka mendapat pelajaran.”

Karena itu benar kata orang tua kita dulu, jika sehat harus ingat sakit, jika kaya harus ingat miskin itu nasehat yang perlu kita camkan dalam kehidupan kita di dunia yang fana ini. oleh karenanya sabar, tawakal tahan uji, tidak mudah putus asa, lapang dada, luas pandangan dan berprasangka baik kepada Allah SWT harus menyatu dalam sikap hidup kita.

Ketiga. Kepekaan Sosial. Sikap mental yang harus kita lestarikan dari ibadah puasa Ramadhan ini kepekaan sosial. Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian tanpa keterlibatan orang lain, dengan pelatihan ibadah puasa kita dapat merasakan lapar dan dahaga yang dialami oleh orang-orang yang tidak punya, sehingga tersentuh hati kita untuk memberikan sebagian harta yang kita miliki untuk keperluan mereka, artinya kita sadar untuk tidak mementingkan diri sendiri.

Kalau hal itu berhasil kita lakukan, maka kita dapat menjaga diri dari penyakit rakus, tamak alias serakah yang akan menghambat pemerataan kesejahteraan dan kemakmuran di negara kita ini.

Oleh karena itu, marilah kita memulai lembaran baru dalam menjalani kehidupan kita pasca ramadhan ini dengan lebih baik dengan selalu menjaga dan memelihara semangat ramadhan, semoga arah hidup kita di sebelas bulan mendatang semakin lurus dan semangat perjuangan kita di jaga dan di pelihara oleh Allah SWT. Amin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

©2009 FATTALA online | by TNB