IMAM BONJOL,
FATTALA.
Pimpinan
MPR RI bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) menggelar
seminar nasional empat pilar kebangsaan, dengan tema, “Reformulasi model GBHN :
mewujudkan sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah yang berorientasi
pada kesejahteraan rakyat.” Kegiatan
tersebut bertempat di Aula Hotel Aquarius, Kamis (2/8).
Rerktor
UMP Drs.H.Bulkani, MPd dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada
pimpinan MPR-RI yang telah memberikan kepercayaan kepada UMP untuk menjadi
mitra dalam penyelenggaraan seminar empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam rangka mewujudkan sistem perencanaan pembangunan yang lebih pro
rakyat dan lebih berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Lebih
lanjut, Bulkani mengatakan lunturnya sistem nilai positif pada bangsa ini
paling tidak disebabkan oleh dua hal, yakni secara ideologis, bangsa ini telah
terjebak ke dalam pemaknaan dan pengamalan yang lemah terhadap nilai-nilai
Pancasila dan konsep Bhinneka Tunggal Ika dan Secara sosiologis-praktis, rakyat
pada bangsa ini menjadi mudah emosional, karena kesejahteraan masyarakat belum
merata.
Keynote
speaker Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang yang pada kesempatan itu dibacakan
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, Siun Jarias mengatakan, empat pilar
kebangsaan tersebut antara lain yang Pertama,
Pancasila sebagai falsafah dasar negara. Kedua,
UUD Negara RI 1945 sebagai landasan konstitusi. Ketiga, Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai wadah pemersatu
bangsa, dan yang Keempat, Bhinneka
Tunggal Ika sebagai semangat perekat persatuan dalam untaian kemajemukan.
Sambutan
tertulis Pimpinan MPR-RI yang dibacakan anggota MPR-RI Ganjar Pranowo mengatakan,
tema dari seminar ini menjadi sangat penting
untuk diangkat karena memang menjadi
salah satu isu yang dibicarakan dalam berbagai kesempatan dan menjadi salah
satu dari banyak aspirasi yang disampaikan oleh berbagai elemen masyarakat
kepada MPR.
Oleh karena itu, jelasnya, sebagai lembaga perwakilan yang merupakan
representasi dari perwakilan politik dan daerah, perlu mengelola aspirasi yang dipandang penting ini, untuk dicermati secara seksama
dari berbagai sudut pandang utamanya sudut pandang kebutuhan bangsa.
Ditambahkannya, Salah satu
perubahan mendasar dalam reformasi konstitusi tersebut adalah telah
dilakukannya perubahan kedudukan, tugas, dan wewenang Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), yang semula
lembaga tertinggi negara menjadi lembaga negara yang setara dengan DPR, DPD,
Presiden, BPK, MA, MK, dimana hubungan antar lembaga negara tersebut tidak
bersifat vertikal-hierarkies, tetapi horisontal fungsional dengan prinsip checks and balances. Di samping itu, katanya, perubahan mendasar lainnya adalah adanya penegasan
sistem presidensial, dimana presiden dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Dengan penegasan sistem
presidensial dimana Presiden dipilih secara langsung, lanjuutnya, telah membawa konsekuensi
hilangnya kewenangan MPR dalam menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN), maka arah kebijakan pembangunan nasional didasarkan pada visi dan misi
Calon Presiden dan calon Wakil Presiden
terpilih yang kemudian dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN).
Ganjar
Pranowo menambahkan, tentu hal tersebut akan berimplikasi pada arah
kebijakan pembangunan daerah yang ditetapkan karena rencana pembangunan jangka
menengah daerah (RPJMD) Provinsi, Kabupaten/Kota juga berdasarkan pada visi dan
misi para calon Gubernur, Bupati/Walikota.
Dengan demikian, ujarnya, juga tidak ada jaminan bahwa arah kebijakan
pembangunan daerah (RPJMD) akan
terintegrasi dan selaras dengan rencana pembangunan jangka menengah
nasional (RPJMN). “Tentu dapatlah
kiranya dibayangkan Gubernur, Bupati dan Walikota yang jumlahnya ratusan di
seluruh Wilayah Indonesia memiliki visi dan misi, serta arah kebijakan
perencanaan pembangunan yang berbeda-beda,” katanya.
Seminar nasional empat pilar kebangsaan tersebut diikuti sekitar 250 peserta dari berbagai
elemen masyarakat kota Palangka Raya, resmi dibuka dengan ditandai pemukulan
Gong oleh anggota MPR RI Ganjar Pranowo.for/muy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar