Minggu, 30 September 2012

Sistem Pertahanan Melibatkan Seluruh Warga Negara


YOS SUDARSO, FATTALA – Sistem pertahanan negara adalah sistem yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh  warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan NKRI.

Sistim pertahanan negara dalam menghadapi ancaman yang berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, sabotase, spionase, aksi teror dan lain sebagainya, menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan pendukung.  

Hal tersebut diungkapkan, Komandan Korem 102/Pjg Kolonel Czi Irwan saat memberikan materi tentang Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan kepada para peserta Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Provinsi  Kalteng tahun 2012 yang diselenggrakan oleh Dispora Provinsi Kalimantan Tengah, di aula Hotel Dandang Tingang jalan Yos Sodarso Palangka Raya, Senin (24/9)

Danrem 102/Pjg menjelaskan, bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 rela berkorban demi menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.  

Selama ini dirasakan adanya pengertian yang kurang tepat pada masyarakat tentang bela negara. “Masyarakat kita masih ada yang beranggapan, bahwa upaya bela negara adalah semata-mata menjadi monopoli pihak TNI atau  militer. Ada pula yang beranggapan, upaya bela negara seolah-olah berupa kegiatan memanggul senjata saja, sehingga timbul anggapan apabila stabilitas keamanan telah tercapai, maka soal bela negara menjadi tidak relevan dan bahkan tidak diperlukan lagi,” terangnya.

Menurutnya, komponen utama adalah TNI yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.  Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi, guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. 

Sedangkan, komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.   

Indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam kesadaran bela negara antara lain, kecintaan kepada tanah air,  sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara dan bangsa serta memiliki kemapuan awal bela negara. 

Adapun implementasi bela negara dalam kehidupan nyata seperti, melaksanakan siskamling, menjaga kebersihan lingkungan, mencegah bahaya narkoba, meningkatkan hasil pertanian, mencintai produksi dalam negeri, membuka lapangan kerja dan lain-lain. 

Jadi bela Negara mengandung nilai luhur yang mutlak dilaksanakan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara,  bela negara merupakan panggilan konstitusi, bela negara harus dimasyarakatkan dan diberdayakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.  “Esensi bela negara yaitu bersikap dan berbuat serta bertindak yang terbaik bagi bangsa dan Negara,tutur Danrem “.

Secara umum lanjutnya, maksud dan tujuan PPBN yang sering kali disampaikan kepada kalangan pelajar, mahasiswa PNS dan masyarakat adalah untuk mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan kepada tanah air.

Kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan akan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa dan negara serta kerelaan berkorban guna menghadapi sikap ancaman baik dari luar maupun dari dalam  negara yang membahayakan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridis nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Pelatihan kepemimpinan Pemuda diikuti oleh PPI P Raya, Bem  Unpar, PPMI Prov Kalteng, GMNI dan Kwatir Pramuka. muy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

©2009 FATTALA online | by TNB