Minggu, 30 September 2012

Keteladanan Hendaknya Mulai Dilingkungan Keluarga


Lebih Dekat dengan Ketua RT
Sosok ketua RT kali ini, Fouad Fauzi. Ia merupakan ketua RT.06/RW.X Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya kota Palangka Raya. Pria kelahiran Muara Teweh, 7 Juli 1969, memiliki hobby membaca ini tinggal di komplek Bangas Permai jalan Sepakat 4 blok H/99.

Suami dari Hesty Dewi yang mempunyai dua anak ini, menuturkan menciptakan kerukunan di lingkungan masyarakat, hendaknya dimulai dari keteladanan di lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan masyarakat terkecil yang harus tetap berjalan harmonis. “Kalau di lingkungan keluarga kita baik, Insya Allah akan menjadi teladan bagi lingkungan masyarakat sekitar kita,” jelas Fauzi yang berprofesi sebagai dosen tetap di Universitas Palangka Raya (Unpar) ini.

Dengan mottonya “Mengabdi untuk Masyarakat” inilah yang menjadikan dirinya menerima amanah (mengabdikan diri) dari warga di lingkungannya menjadi ketua RT sejak tahun 2009.

Beberapa program kemasyarakatan sudah dilaksanakannya, termasuk pembangunan Poskamling, mengaktifkan jaga malam, mengadakan kegiatan gotong royong untuk kebersihan lingkungan serta kegiatan arisan ibu-ibu.

Menurutnya,  kegiatan seperti itu penting, agar terus terjalin hubungan antar warga yang tetap rukun dan damai. Meskipun di lingkungan masyarakatnya heterogen, baik dari sisi pendidikan, pekerjaan, ras, suku dan agama.

Dengan memimpin 105 kk dan 300 jiwa di lingkungannya tersebut, “Disinilah letak keindahannya, kalau kita selalu hidup rukun. Dengan berbagai macam warna, akan terlihat indah kalau ditata dengan baik,” ucap Fauzi.

Menjadi ketua RT memiliki kesan tersendiri baginya, dimana ia merasa dengan kehadirannya bisa memberikan manfaat dan membantu warganya sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.

Memang dalam memimpin masyarakat, tidak semudah memimpin mahasiswa di kampus, katanya. Apalagi dengan adanya tingkat pekerjaan dan pendidikan yang berbeda menjadi dinamika tersendiri dalam menyatukan visi dan misi dalam meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan.

“Namun kalau semua itu, disikapi dengan arif dan bijaksana. Tentu akan menjadi cerita yang menarik dan menjadi pengalaman tersendiri untuk diceritakan kepada generasi penerus kita,” ujarnya mengakhiri perbincangan. muy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

©2009 FATTALA online | by TNB