JEKAN RAYA, FATTALA – Kontroversi Julia
Peres terkait pemberian gelar “Nyai Intan Garinda” yang hangat dibicarakan
beberapa surat kabar lokal maupun nasional beberapa pekan terakhir, menjadi
bahasan menarik pada materi teknik wawancara yang disampaikan kepala Yayasan
Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), Marah Sakti Siregar, Jumat (9/11).
Hari kedua, kegiatan Sekolah Jurnalisme
Indonesia (SJI) terasa hidup dan peserta tidak hanya dibekali teori-teori saja,
namun juga dibekali dengan praktek simulasi teknik wawancara yang baik dan
benar.
Dengan beberapa arahan dan petunjuk yang
sebelumnya disampaikan Marah Sakti Siregar, agar kegiatan diskusi lebih efektif
dan efisien. Para peserta ternyata dalam menjalankan tugasnya, mampu
melaksanakan dengan baik dan mendapat beberapa pujian dari Instruktur. Artinya,
materi yang disampaikan sudah mampu diserap dengan baik oleh peserta.
Seperti diketahui, kontroversi pemberian
gelar kehormatan kepada Julia Perez dengan sebutan Nyai Intan Garinda mendapat
sorotan tajam, dan beberapa tokoh sangat menyayangkan serta menyesalkan adanya
pemberian gelar itu.
Seperti Ketua DAD Kalteng, Sabran Ahmad
dalam pernyataannya tidak membenarkan adanya pemberian gelar tersebut dan
dianggapnya telah menyalahi aturan adat serta meminta gelar itu segera di
cabut.
Menurut Sabran dalam pemberian sebuah
gelar kehormatan harus ada pedoman yang mengatur serta rambu-rambu yang jelas
dalam kultur adat serta budaya dayak. Menurutnya, bentuk yang bersifat
pemberian itu sudah menyalahi aturan apalagi dalam pemberian gelar tersebut
membawa istilah-istilah yang diambil dalam kita suci agama Kaharingan. MUY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar