A. YANI, FATTALA – Materi pertama kegiatan Sekolah
Jurnalisme Indonesia (SJI) disampaikan oleh jurnalis senior Ashadi Siregar yang
banyak pengalaman sebagai pendidik, novelis, jurnalis dan budayawan bertempat
di ballroom hotel Dandang Tingang, kemarin (8/11).
Dengan menyajikan materi tentang filosofi dasar
profesi jurnalisme yang diikuti oleh 21 peserta SJI, telah mampu memberikan
pemahaman tentang materi dasar jurnalisme.
Menurutnya, Lulus dari Jurusan Publisistis
Fakultas Sospol Universitas Gadjah Mada pada 1970 ini, membicarakan profesi jurnalisme
secara filosofis artinya mempertanyakan 2 aspek dari profesi jurnalisme,
pertama: pengetahuan (teori, konsep, pandangan) yang mendasari atau digunakan,
dan kedua: metodologi yang dijalankan dalam profesi ini.
Hakikat dari etika intitusi sosial yang
bersifat pro bono publico (demi kemaslahatan publik) adalah nilai altruistis.
Dari sini pertanyaan mendasar adalah: mungkinkah seseorang yang tidak memiliki
orientasi nilai altruistis bekerja dalam institusi semacam ini? Ini memerlukan
kesadaran etis yang bersifat personal dan otonom.
“Seorang pelaku boleh jadi tidak membedakan
pengetahuan dan metodologi serta etika profesinya, sebab sudah menyatu dalam
praktek sehari-hari melalui perilaku profesionalnya yang kemudian mewujud dalam
hasil kerjanya. Kalau hasil kerjanya sudah diterima dalam sistem internal organisasi
kerjanya, dianggap urusan selesai,” jelas Ashadi yang pernah menjabat Direktur
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerbitan Yogya (LP3Y).
Suatu media pada dasarnya menjalankan fungsi di
dalam institusi sosialnya untuk memenuhi
harapan khalayak. Harapan inilah yang menjadi
pendorong dalam memformat fungsi imperatif yang harus dijalankan oleh media
massa sebagai institusi sosial. Dorongan yang datang dari masyarakat, dapat
dalam dua wujud, yaitu motif psikhis dan sosial.
Jika motif pertama membawa seseorang ke dunia-dalam
(inner world) yang bersifat subyektif, maka dorongan kedua membawa
seseorang ke dunia-luar yang bersifat empiris obyektif. Media massa akan
menyuplai masyarakatnya untuk dapat memasuki dunia yang dipilihnya. Pada tahap
akhir, konsumsi informasi media massa diharapkan menjadi landasan bagi khalayak
dalam keberadaannya di ruang publik. Terang Ashadi yang dikenal seorang
intelektual yang berkarakter ini. MUY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar